Senin, 16 Mei 2011

Laporan Morfologi Tumbuhan VII - Perkecambahan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri salah satunya adalah Morfologi Tumbuhan. Morfologi tumbuhan hanya mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar saja dan morfologi tumbuhan atau lebih dikenal dengan Anatomi tumbuhan.
Menurut definisinya, morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tumbuhan saja tetapi juga bertugas menentukan apakah fungsi masing-masing bagian dari tumbuhan tersebut.
Akar, batang, daun, serta bagian-bagian tumbuhan lainnya merupakan bagian-bagian yang secara langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan itu sendiri selama masa pertumbuhannya. Oleh sebab itu, alat-alat tersebut sering kali dinamakan pula alat-alat pertumbuhan atau alat-alat vegetatif.
Setelah suatu tumbuhan mengalami pembuahan dan menghasilkan buah serta biji, berikutnya biji dari tumbuhan tersebut akan mengalami sebuah proses yang dikenal dengan perkecambahan. Perkecambahan tersebut akan menghasilkan kecambah (plantula), yang mana kecambah (plantula) tersebut merupakan tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji.

B. Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu untuk mengetahui berbagai macam faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji dan dapat membedakan dua macam perkecambahan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Phaseolus radiatus (Kacang hijau)
a. Morfologi
Perkecambahan biji kacang hijau termasuk dalam perkecambahan di atas tanah (epygaeis), karena terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga sehingga daun lembaga terangkat ke atas dan muncul di atas pernukaan tanah. Hal ini juga disebabkan karena Phaseolus radiatus merupakan tumbuhan kelompok C3, merupakan kelompok tumbuhan dimana hasil awal fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 3 atom karbon yaitu asam fosfogliserat dan pemfiksasi CO2 adalah ribulosa difosfat, (Anonim, 2011).

b. Klasifikasi
Menurut Plantamor (2011), susunan klasifikasi dari Phaseolus radiatus adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus

c. Ekologi
Asal dan persebaran geografis kacang hijau berasal dari India atau daerah Indo-Burma di mana kacang ini telah ditanam sejak beberapa ribu tahu lalu. Kacang ini tersebar pada awal zaman ke hampir semua Negara-Negara Asia, dan baru-baru ini ke lain benua. Kendati kacang ini telah tersebar luas, kacang hijau tidak pernah menjadi suatu hasil panen komersil utama di luar Asia. Di Asia Tenggara, kacang hijau tergolong merupakan kacang terpenting.
Kacang hijau merupakan tumbuhan berhari pendek. Kacang hijau merupakan tanaman yang tumbuh baik di dalam rata-rata rentang suhu sekitar 20 - 40 ° C, suhu optimum antara 28 - 30 ° C. Oleh karena itu, tanaman ini dapat tumbuh di musim panas dan subtropis dan pada ketinggian 2000 m di atas permukaan laut pada daerah tropis. Tanaman ini sangat peka pada kondisi air yang berlebihan, tetapi dapat bertahan terhadap tekanan kekeringan dengan relatif baik. Kacang hijau dapat tumbuh pada daerah dengan curah hujan sekitar 200 - 300 mm3/tahun. Pertumbuhan terbaik tanaman ini pada tanah liat berdrainasi baik atau tanah liat berpasir, dengan pH 5,5 – 7,0, (Anonim, 2011).

d. Nilai medis
Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor yang bermanfaat untuk memperkuat tulang. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh, sehingga aman dikonsumsi oleh orang yang memiliki masalah kelebihan berat badan. Tidak hanya kacangnya tetapi kecambah kacang hijau juga bermanfaat seperti antioksidan yang terkandung di dalamnya dapat membantu memperlambat proses penuaan dan mencegah penyebaran sel kanker. Kandungan vitamin E-nya membantu meningkatkan kesuburan. Kecambah kacang hiaju juga sangat baik untuk menjaga keasaman lambung dan memperlancar pencernaan karena bersifat alkalis (basa). Untuk kecantikan, yaitu membantu meremajakan dan menghaluskan kulit, menghilangkan noda-noda hitam pada wajah, menyembuhkan jerawat, menyuburkan rambut dan melangsingkan tubuh, (Anonim, 2011).

e. Nilai komersial
Kacang hijau yang kering dapat dimasak atau digiling. Biji atau tepungnya dapat digunakan dalam berbagai hidangan seperti sup, bubur, penganan, roti, mie dan bahkan eskrim. Tepung kacang hijau secara ekstensif digunakan untuk tepung mie, protein kacang hijau digunakan untuk membentengi tepung biji-bijian. Kacang hijau dapat berfungsi sebagai sayuran segar yang paling terkenal dalam masakan oriental adalah kecambahnya. Residu panen merupakan makanan hewan yang penting. Kacang hijau kadang-kadang ditanam untuk penutup tanaman. Prospek permintaan untuk kacang hijau sebagai makanan akan terus bertambah. Jangka waktu hidup yang singkat dari kacang hijau sangat cocok untuk meningkatkan intensitas pemanenan di tanah pertanian. Pengembangan baru di dalam teknologi makanan untuk memungkinkan membuat perluasan pemanfaatan kacang hijau. Tauge mulai dikenal sebagai sayuran musim dingin di banyak daerah hangat, (Anonim, 2011).

2. Zea mays (Jagung)
a. Morfologi
Perkecambahan biji jagung termasuk dalam perkecambahan di dalam tanah (hypogaeis), karena daun lembaganya tetap tinggal di dalam kulit biji dan tetap di dalam tanah. Hal ini juga disebabkan karena Zea mays merupakan tumbuhan kelompok C4, yaitu kelompok tumbuhan yang hasil awal fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 4 atom karbon yaitu asam oksaloasetat dan pengikat CO2 adalah fosfoenolpiruvat, (Anonim, 2011).

b. Klasifikasi
Menurut Plantamor (2011), susunan klasifikasi dari Zea mays yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays

c. Ekologi
Jagung berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah, kemudian pada abad 16 jagung diperkenalkan ke Asia Tenggara oleh bangsa Portugis. Pada dasarnya jagung merupakan tanaman daerah beriklim hangat dengan kelembaban mencukupi. Pertumbuhan terbaik jagung yaitu tumbuh di daerah dengan kelembapan antara 21 - 30°C. Jagung tumbuh hingga ketinggian 3000 m dpl. Di daerah tropis, pertumbuhan terbaik jagung dengan curah hujan 600 - 900 mm3/tahun. Jagung dapat tumbuh pada beragam jenis tanah, tetapi tumbuh subur pada tanah yang memiliki drainase baik, peredaran udara baik, senyawa organik yang cukup dan aliran nutrisi yang cukup. Jagung dapat ditanam pada tanah ber pH antara 5,5 - 7. Jagung termasuk ke dalam kelompok tanaman yang tidak tahan pada kadar garam, (Anonim, 2011).

d. Nilai medis
Jagung sebagai bahan pangan adalah sumber karbohidrat kedua setelah beras. Kandungan kimia jagung terdiri atas air 13,5%, protein 10%, lemak 4,0%, karbohidrat 61,0%, gula 1,4%, pentosa 6,0%, serat kasar 2,3%, abu 1,4% dan zat kimia lainnya 0,4%. Rambut jagung yang merupakan limbah dari industri pangan, namun digunakan sebagai obat tradisional untuk peluruh air seni dan penurun tekanan darah, (Anonim, 2011).

e. Nilai komersial
Biji jagung digunakan sebagai bahan makanan pokok terutama di daerah tropis dan makanan untuk ternak hewan dan unggas terutama di negara-negara industri. Biji jagung dapat dikonsumsi dengan banyak cara. Untuk konsumsi manusia, biasanya ditumbuk atau digiling dan kemudian direbus, dipanggang atau difermentasikan. Hasil industri utama dari biji jagung berupa tepung, minyak, sirup, cairan organik dan minuman alkohol. Ampas jagung dari pembuatan tepung atau minyak dan kulit biji digunakan untuk makanan hewan. Tepung jagung dapat digunakan sebagai makanan manusia atau dibuat lem. Sisa tanaman seperti batang jagung digunakan untuk bahan bakar atau kompos. Kulit dalam dari jagung dan serat pada batang digunakan untuk membuat kertas, (Anonim, 2011).

3. Arachis hypogaea (Kacang tanah)
a. Morfologi
Perkecambahan biji kacang tanah termasuk dalam perkecambahan di dalam tanah (hypogaeis), karena daun lembaganya tetap tinggal di dalam kulit biji dan tetap di dalam tanah. Hal ini juga disebabkan karena Arachis hypogaea merupakan tumbuhan kelompok C4, yaitu kelompok tumbuhan yang hasil awal fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 4 atom karbon yaitu asam oksaloasetat dan pengikat CO2 adalah fosfoenolpiruvat, (Anonim, 2011).

b. Klasifikasi
Menurut Plantamor (2011), susunan klasifikasi dari Arachis hypogaea yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea

c. Ekologi
Pada abad ke 16, bangsa Portugis membawa kacang ini dari Brasil ke Afrika Barat. Pada waktu yang sama orang-orang Spanyol memperkenalkan kacang tanah dari Meksiko ke barat Pasifik yang kemudian tersebar ke Cina, Indonesia dan ke Madagascar.
Rata-rata temperatur harian yang optimum untuk pertumbuhan kacang tanah adalah sekitar 30 ° C. Kacang tanah tumbuh pada daerah 1000 m di atas permukaan laut dengan curah hujan antara antara 500 dan 600 mm3/tahun. Meskipun demikian, kacang tanah adalah jenis yang dapat toleran pada kekeringan dan dapat bertahan dengan defisit air internal yang tinggi, walaupun akan menghasilkan pengurangan; Karena polong berkembang di bawah tanah dan harus disembuhkan pada saat panenan, tanah gembur berdrainasi baik lebih disukai, walaupun perkembangan dan pertumbuhan tumbuhan ini dapat tumbuh diatas lahan tanah liat yang lebih berat. Untuk pertumbuhan optimum, pH tanah harus di sekitar 5,5 – 6,5, (Anonim, 2011).

d. Nilai medis
Kacang tanah memiliki nilai medis yang cukup tinggi yaitu dapat bermanfaat sebagai bahan pembuatan suntikan penisillin, dapat mengurangi kolesterol, mengobati kencing manis, radang paru-paru, mengobati batuk berdahak, dapat melancarkan haid dan melancarkan peredaran darah. Tumbuhan kacang tanah memiliki kandung kimia berupa asam lemak, linolin, stearin, arikidin, lignoserin, dan juga mengandung vitamin C, (Anonim, 2011).

e. Nilai komersial
Kacang tanah sangat bermanfaat bagi kehidupan yaitu dapat dimanfaatkan sebagai bahan minyak, makanan ringan, sup kacang tanah dan oncom. Selain itu, kacang tanah juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan ligimen dan pengganti minyak zaitun. Di pasaran, kacang tanah memiliki harga berkisar Rp. 6.000,- /kg, (Anonim, 2011).

4. Soya max (Kedelai)
a. Morfologi
Perkecambahan biji kedelai putih termasuk dalam perkecambahan di atas tanah (epygaeis), karena terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga sehingga daun lembaga terangkat ke atas dan muncul di atas pernukaan tanah. Hal ini juga disebabkan karena Soya max merupakan tumbuhan kelompok C3, merupakan kelompok tumbuhan dimana hasil awal fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 3 atom karbon yaitu asam fosfogliserat dan pemfiksasi CO2 adalah ribulosa difosfat, (Anonim, 2011).

b. Klasifikasi
Menurut Anonim (2011), susunan klasifikasi dari Soya max yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Soya
Spesies : Soya max

c. Ekologi
Kedelai mulai didomestikasi di bagian timur Negeri China utara di sekitar abad ke-11 sebelum masehi. Dari sana menyebar ke daerah lain hingga ke Indonesia melalui jalur sutera.
Tanaman kacang kedelai dapat tumbuh pada daerah yang beriklim tropis dengan ketinggian tempat berkisar antara 1.200 - 1.300 m di atas permukaan laut. Curah hujan yang cocok untuk tanaman kacang kedelai yaitu sekitar 2.300 – 3.000 mm3/tahun dan suhu 100 0C – 400 0C. Tingkat keasaman (pH) tanah yang dibutuhkan berkisar antara 5,8 – 7 dengan kelembaban 69%, (Anonim, 2011).

d. Nilai medis
Tumbuhan kedelai secara medis memiliki banyak manfaat sebagai tanaman obat untuk meluruhkan karat yang terdapat dalam pembuluh darah, meningkatkan daya tahan tubuh, menghilangkan dan mengurangi penyakit darah tinggi, dan mencegah penyakit jantung. Adapun kandung kimia yang terkandung di dalam kacang kedelai meliputi astrigen, lesitin, protein, vitamin B, C, dan E, (Anonim, 2011).

e. Nilai komersial
Tumbuhan kedelai memiliki banyak nilai komersial diantaranya yaitu dapat digunakan sebagai bahan pokok dalam pembuatan tahu, tempe dan susu kedelai, serta dalam pembuatan tepung, dan juga dapat digunakan sebagai sayuran yang dimakan sehari-hari. Selain itu, minyak dari kacang kedelai dapat dijadikan bahan dasar dalam pembuatan sabun, plastik, kosmetik, tinta, dan krayon. Harga jual tanaman kedelai di pasaran berkisar Rp. 8.000,- /kg, (Anonim, 2011).


BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut :
- Hari/Tanggal : Sabtu, 07 Mei 2011
- Pukul : 13.00 Wita – 17.30 Wita
- Tempat : Laboratorium Biodeversity Jurusan Biologi
FMIPA UNTAD

B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Buku gambar
2. Alat tulis menulis
3. Phaseolus vulgaris
4. Phaseolus radiatus
5. Zea mays
6. Arachis hypogaea
7. Soya max

C. Prosedur kerja
Prosedur kerja dalam pelaksanaan praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Menulis nama spesies dan family tumbuhan tersebut
2. Mengambarkan dan memberi keterangan bagian-bagiannya
 Plumula
 Epikotil
 Hipokotil
 Cotiledo
 Caulicula
 Skutelum
 Radicula
 Calyptra
3. Menentukan perkecambahan tersebut epigaeis dan hypogaeis


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan
1. Kacang hijau (Phaseolus radiatus)
Perkecambahan biji kacang hijau termasuk dalam perkecambahan di atas tanah (epygaeis), karena terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga sehingga daun lembaga terangkat ke atas dan muncul di atas pernukaan tanah. Hal ini juga disebabkan karena Phaseolus radiatus merupakan tumbuhan kelompok C3, merupakan kelompok tumbuhan dimana hasil awal fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 3 atom karbon yaitu asam fosfogliserat dan pemfiksasi CO2 adalah ribulosa difosfat. Tumbuhan ini mengalami jalur 3 karbon (Daur Calvin-Benson) sehingga pada saat perkecambahan daun lembaganya naik ke atas tanah guna mendapatkan nutrisi dari lingkungannya melalui proses asimilasi.
Kecambah biji kacang hijau mempunyai bagian-bagian seperti plumula (pucuk lembaga), epikotil, cotyledo (daun lembaga), scutellum (skutelum), hipokotil, caulicula (calon batang), radicula (akar lembaga) dan calyptra (tudung akar). Plumula atau pucuk lembaga merupakan bagian lembaga yang berupa batang lembaga beserta calon-calon daun dan epikotil merupakan daerah di atas daun lembaga. Cotiledon atau daun lembaga pada kecambah kacang hijau berjumlah dua yang merupakan daun pertama yang dapat berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan sehingga seringkali daun lembaga ini terlihat tebal dan mempunyai bentuk cembung pada satu sisi dan rata pada sisilainnya, dan sebagai tempat asimilasi (fotosintesis). Kecambah kacang hijau mempunyai skutelum atau sarung biji yang tipis dan berfungsi sebagai alat penghisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga. Pada kecambah kacang hijau ada bagian yang disebut hipokotil atau daerah di bawah daun lembaga. Pada daerah ini terdapat caulicula atau calon batang atau batang lembaga yang nantinya akan tumbuh menjadi batang tumbuhan kacang hijau. Kecambah kacang hijau telah memiliki radicula atau calon akar atau akar lembaga yang nantinya akan tumbuh sebagai akar pada tumbuhan kacang hijau dimana ujung akar lembaga ini menghadap ke arah liang biji dan perkecambahan biji, akan tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi. Ujung akar lembaga ini disebut calyptra atau tudung akar yang berfungsi melindungi daerah meristem akar lembaga kecambah kacang hijau.

2. Jagung (Zea mays)
Perkecambahan biji jagung termasuk dalam perkecambahan di dalam tanah (hypogaeis), karena daun lembaganya tetap tinggal di dalam kulit biji dan tetap di dalam tanah. Hal ini juga disebabkan karena Zea mays merupakan tumbuhan kelompok C4, yaitu kelompok tumbuhan yang hasil awal fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 4 atom karbon yaitu asam oksaloasetat dan pengikat CO2 adalah fosfoenolpiruvat. Tumbuhan ini mengalami jalur 4 karbon (Daur Hatch-Slack) sehingga nutrisi untuk perkecambahananya tercukupi tanpa harus daun lembaganya mencari atau mendapatkan nutrisi dari lingkungan di atas tanah.
Kecambah biji jagung mempunyai bagian-bagian seperti cotyledo (daun lembaga), hipokotil, caulicula (batang lembaga), scutellum (skutelum), radicula (akar lembaga) dan calyptra (tudung akar). Plumula atau pucuk lembaga merupakan bagian lembaga yang berupa batang lembaga beserta calon-calon daun dan epikotil merupakan daerah di atas daun lembaga. Cotyledo atau daun lembaga pada kecambah kacang tanah berjumlah dua yang merupakan daun pertama yang dapat berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan sehingga seringkali daun lembaga ini terlihat tebal dan mempunyai bentuk cembung pada satu sisi dan rata pada sisilainnya, dan sebagai tempat asimilasi (fotosintesis). Kecambah jagung juga mempunyai skutelum atau sarung biji yang tipis dan berfungsi sebagai alat penghisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga. Selain itu kecambah jagung mempunyai radicula atau calon akar atau akar lembaga yang nantinya akan tumbuh sebagai akar pada tumbuhan jagung dimana ujung akar lembaga ini menghadap ke arah liang biji dan perkecambahan biji, akan tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi. Akar lembaga mempunyai ujung yang disebut calyptra atau tudung akar yang berfungsi melindungi daerah meristem akar lembaga.

3. Kacang tanah (Arachis hypogea)
Perkecambahan biji kacang tanah termasuk dalam perkecambahan di atas tanah (epygaeis), karena terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga sehingga daun lembaga terangkat ke atas dan muncul di atas pernukaan tanah. Hal ini juga disebabkan karena Phaseolus radiatus merupakan tumbuhan kelompok C3, merupakan kelompok tumbuhan dimana hasil awal fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 3 atom karbon. Tumbuhan ini mengalami jalur 3 karbon (Daur Calvin-Benson) sehingga pada saat perkecambahan daun lembaganya naik ke atas tanah guna mendapatkan nutrisi dari lingkungannya melalui proses asimilasi.
Kecambah biji kacang tanah mempunyai bagian-bagian seperti plumula (pucuk lembaga), epikotil, cotyledo (daun lembaga), scutellum (skutelum), radicula (akar lembaga) dan calyptra (tudung akar). Plumula atau pucuk lembaga merupakan bagian lembaga yang berupa batang lembaga beserta calon-calon daun dan epikotil merupakan daerah di atas daun lembaga. Cotyledo atau daun lembaga pada kecambah kacang tanah berjumlah dua yang merupakan daun pertama yang dapat berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan sehingga seringkali daun lembaga ini terlihat tebal dan mempunyai bentuk cembung pada satu sisi dan rata pada sisilainnya, dan sebagai tempat asimilasi (fotosintesis). Kecambah kacang tanah juga mempunyai skutelum atau sarung biji yang tipis dan berfungsi sebagai alat penghisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga. Selain itu kecambah kacang tanah mempunyai radicula atau calon akar atau akar lembaga yang nantinya akan tumbuh sebagai akar pada tumbuhan kacang tanah dimana ujung akar lembaga ini menghadap ke arah liang biji dan perkecambahan biji, akan tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi. Akar lembaga mempunyai ujung yang disebut calyptra atau tudung akar yang berfungsi melindungi daerah meristem akar lembaga.

4. Kacang kedelai (Soya max)
Perkecambahan biji kedelai putih termasuk dalam perkecambahan di atas tanah (epygaeis), karena terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga sehingga daun lembaga terangkat ke atas dan muncul di atas pernukaan tanah. Hal ini juga disebabkan karena Soya max merupakan tumbuhan kelompok C3, merupakan kelompok tumbuhan dimana hasil awal fotosintesisnya berupa senyawa organik dengan 3 atom karbon yaitu asam fosfogliserat dan pemfiksasi CO2 adalah ribulosa difosfat. Tumbuhan ini mengalami jalur 3 karbon (Daur Calvin-Benson) sehingga pada saat perkecambahan daun lembaganya naik ke atas tanah agar mendapatkan nutrisi dari lingkungannya melalui proses asimilasi.
Kecambah biji kedelai putih mempunyai bagian-bagian seperti plumula (pucuk lembaga), epikotil, cotyledo (daun lembaga), hipokotil, caulicula (calon batang), radicula (akar lembaga) dan calyptra (tudung akar). Plumula atau pucuk lembaga merupakan bagian lembaga yang berupa batang lembaga beserta calon-calon daun dan epikotil merupakan daerah di atas daun lembaga. Cotyledo atau daun lembaga pada kecambah kedelai putih berjumlah dua yang merupakan daun pertama yang dapat berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan sehingga seringkali daun lembaga ini terlihat tebal dan mempunyai bentuk cembung pada satu sisi dan rata pada sisilainnya, dan sebagai tempat asimilasi (fotosintesis). Pada kecambah kacang kedelai putih ada bagian yang disebut hipokotil atau daerah di bawah daun lembaga. Pada daerah ini terdapat caulicula atau calon batang atau batang lembaga yang nantinya akan tumbuh menjadi batang tumbuhan kacang hijau. Kecambah kedelai putih telah memiliki radicula atau calon akar atau akar lembaga yang nantinya akan tumbuh sebagai akar pada tumbuhan ini dimana ujung akar lembaga ini menghadap ke arah liang biji dan perkecambahan biji, akan tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi. Ujung dari akar lembaga ini disebut calyptra atau tudung akar yang berfungsi melindungi daerah meristem akar lembaga.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bardasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, maka kami berkesimpulan bahwa:
1. Kecambah merupakan bagian dari tumbuhan yang sangat penting. Kecambah dapat disamakan dengan awal tubuh dari tumbuhan.
2. Perkecambahan pada suatu tumbuhan dibedakan menjadi 2 jenis, diantaranya perkecambahan di atas tanah (epigaeis) yaitu jika pada perkecambahan dengan pembentangan ruas batang bawah daun lembaga dan kemudian daun lembaganya terangkat ke atas lalu muncul di atas permukaan tanah. Contohnya yaitu perkecambahan pada kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan perkecambahan pada kacang kedelai (Soya max), serta perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis) yaitu bila daun lembaga tetap tinggal di dalam biji dan tetap di dalam tanah. Contohnya yaitu perkecambahan pada jagung (Zea mays).

B. Saran
Praktikan berharap agar dalam praktikum selanjutnya dapat berlangsung dengan lebih tenang, sehingga praktikan dapat memanfaatkan waktu yang telah disediakan dengan seefisien mungkin. Serta praktikan berharap agar tidak hanya para praktikan yang
Selengkapnya...

Selasa, 10 Mei 2011

Laporan Morfologi Tumbuhan VI - Buah & Biji

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Morfologi tumbuhan adalah adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing-masing bagian dari bentuk dan susunan tumbuhan. Salah satu bagian tumbuhan yang dipelajari yaitu buah yang merupakan alat perkembangbiakkan (Organum Reproductivum) bagi tumbuhan.
Jika kita melihat buah berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada diantara tumbuhan yang buahnya terbentuk dari bakal buah yang umumnya tidak terbungkus disebut buah sejati atau buah sungguh. Tetapi ada pula yang buahnya seringkali tidak kelihatan (tertutup) karena itu dikatakan buah palsu atau buah semu.
Pada umumnya buah akan terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan pada bunga. Walaupun demikian terdapat kemungkinan buah terbentuk tanpa adanya penyerbukan dan pembuahan.
Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis buah, maka perlu mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis buah tumbuhan tidaklah mudah, seringkali terjadi kekeliruan. Untuk itu selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk menghindari terjadinya kesalahan.

B. Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu mempelajari bermacam-macam sifat dan tipe buah serta bagian-bagian buah dan biji.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Citrus maxima
A. Morfologi
Citrus maxima memiliki tipe buah jeruk (hesperidium), semacam buah buni, membulat atau seperti tabung, memiliki lapisan luar yang liat dan berisi kelenjar minyak, lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan, serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung berisi cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di antara gelembung-gelembung dan memiliki buah dengan ukuran bervariasi dengan diameter 2 – 30 cm tergantung jenisnya (Anonim, 2011).

B. Klasifikasi
Menurut Anonim (2011), susunan klasifikasi dari Citrus maxima yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Rutales
Family : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus maxima

C. Ekologi
Jeruk bali telah tersebar sampai ke Cina, Eropa dan Amerika. Jeruk bali dapat tumbuh pada dataran tinggi tropik. Suhu bulanan rata-rata sekitar 20 – 25 ˚C, curah hujan untuk tanaman ini yaitu berkisar antara 1500 – 1800 mm3/tahun dengan kelembapan berkisar 70 – 80 %. Tumbuhan ini dapat tumbuh di berbagai tipe tanah mulai dari tanah berpasir kasar hingga berbatu. Tumbuhan ini dapat ditemukan pada ketinggian 1000 m dpl dengan pH 7 – 9,5.

D. Nilai medis
Daun jeruk bali dapat berguna untuk mengobati demam. Buahnya dapat digunakan untuk mencegah kanker, menurunkan resiko penyakit jantung, melancarkan saluran pencernaan, menurunkan kolestrol dan mencegah anemia. Jeruk ini mengandung vitamin B, vitamin C, provitamin A, vitamin B1, vitamin B2 dan asam folat. Pada daerah Jawa jeruk bali digunakan sebagai penurun demam seorang anak dengan cara merebus dari daun jeruk bali dan diminumkan tiga kali sehari.

E. Nilai komersial
Citrus maxima atau jeruk bali dapat dijadikan jus. Daunnya dapat dijadikan pengharum alami pada masakan. Jeruk juga mempunyai peran dalam dunia kecantikan. Sedangkan harga jeruk bali di pasaran untuk ukuran besar berkisar Rp. 5.000,00- /buah, sedangkan ukuran kecil Rp. 3.000,00- /buah.

2.2 Averrhoa carambola
A. Morfologi
Buah belimbing berwarna kuning kehijauan. Saat baru tumbuh, buahnya berwarna hijau. Jika dipotong, buah ini mempunyai penampang yang berbentuk bintang. Berbiji kecil dan berwarna coklat. Belimbing memiliki tipe buah buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji lepas dalam lapisan dalam tersebut (Anonim, 2011).

B. Klasifikasi
Menurut Anonim (2011), susunan klasifikasi dari Averrhoa carambola adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Geraniales
Family : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa carambola

C. Ekologi
Tumbuhan belimbing berasal dari kawasan Melayu dan Maluku tetapi telah dibudidayakan di Asia Tenggara dan Malaysia selama berabad-abad termasuk Indonesia. Belimbing banyak terdapat di daerah beriklim tropis dan sub-tropis. Belimbing dapat tumbuh pada daerah dengan suhu sekitar 23 – 28 oC. Belimbing merupakan tumbuhan daerah tropis dengan curah hujan sekitar 1600 mm/tahun. Dapat ditemukan pada ketinggian 200 mm dpl. Toleran terhadap pH 3,2 – 4,6. Kelembapan di sekelilingnya tidak terlalu berpengaruh (Anonim, 2011).

D. Nilai medis
Buah belimbing mempunyai kandungan unsur kimia antara lain saponin, tanin, glukosid, kalsium oksalat, sulfur, asam format, peroksida, dan kalium sitrat. Belimbing juga dikenal efektif meredakan sariawan. Kandungan vitamin C yang lumayan tinggi (25,8 mg/ 100 gram) mampu membantu mengeringkan luka sariawan. Buah belimbing juga dapat mengobati jerawat, penyakit kulit seperti panu dan batuk.

E. Nilai komersial
Belimbing merupakan tumbuhan yang dapat dikonsumsi buahnya. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Buah belimbing juga dapat diolah menjadi minuman yang menyegarkan seperti jus dan berperan dalam dunia kecantikan.

2.3 Cucumis sativus
A. Morfologi
Buah mentimun berwarna hijau ketika muda dengan garis-garis putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat sampai jingga terang. Mentimun memiliki bentuk buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang lebih tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut (Anonim, 2011).

B. Klasifikasi
Menurut Anonim (2011), susunan klasifikasi dari Cucumis sativus yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Violales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativus

C. Ekologi
Tumbuhan mentimun dapat tumbuh pada suhu 20 – 35 oC dan tidak cocok ditanam pada daerah yang bersalju, karena tumbuhan ini menghendaki penyinaran matahari yang tinggi. Apabila mentimun ini kekurangan penyinaran matahari maka produktivitasnya akan menurun karena radiasi yang rendah dapat memperlambat proses fotosintesis. Adapun jenis tanah yang sesuai dengan tumbuhan ini yaitu tanah yang berpasir, tanah lempung pasir dan tanah ringan berpasir dengan tingkat pH 6,3 - 7,3. Curah hujan 500 – 3500 mm/tahun. Dengan ketinggian 0 – 1200 m dpl dan dengan kelembapan 40 – 60 % (Anonim, 2011).

D. Nilai medis
Kandungan zat gizi per 100 gram berat ketimun yaitu energi 12 kalori, protein 0.7gr, lemak 0.1gr, karbohidrat 2.7gr, kalsium 10mg, fospor 21mg, besi 0.3mg, vitamin A, vitamin C dan vitamin B. Kandungan mineral yang ada pada ketimun adalah potassium, magnesium, kalium, zat besi dan fospor. Karena kandungan potasium, magnesium dan fosfor ini ketimun berguna sebagai obat alami hipertensi. Terkadang ketimun terasa pahit. Rasa pahit tersebut berasal dari saponin, yaitu senyawa fitokimia yang terdapat dalam lendir mentimun. Meskipun pahit, saponin bermanfaat sebagai anti kanker, menurunkan kolestrol, dan meningkatkan daya tahan tubuh (Anonim, 2011).

E. Nilai komersial
Mentimun merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan diberbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk membantu melembabkan wajah. Buah ketimun dapat diolah menjadi bedak dingin atau sabun mandi (Anonim, 2011).

2.4 Carica papaya
A. Morfologi
Memiliki jenis buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji lepas dalam lapisan dalam tersebut. Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing. Warna buah ketika muda hijau gelap dan setelah masak hijau muda hingga kuning. Bentuk buah membulat bila berasal dari tanaman betina dan memanjang (oval) bila dihasilkan tanaman banci. Daging buah berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga merah, tergantung varietasnya. Bagian tengah buah berongga. Biji-biji berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam lapisan berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan (Anonim, 2011).

B. Klasifikasi
Menurut Anonim (2011), susunan klasifikasi dari Carica papaya yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Violales
Family : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya

C. Ekologi
Pepaya ditanam terutama di daerah dingin hingga subtropik panas. Pepaya dapat tumbuh di daerah kering pada ketinggian sampai 1.500 m dari permukaan laut. Temperatur optimum untuk pertumbuhan pepaya adalah 23 - 27°C. Pepaya toleran terhadap rentang curah hujan tahunan yang luas dari 200 - 550 mm per tahun dengan kelembapan 60 – 75 %. Udara yang kering setelah terbentuknya biji sangat penting untuk membuat masak biji tumbuhan pepaya. Tanah yang cocok untuk pepaya yaitu dari tanah berpasir hingga tanah liar dengan drainase yang baik dan tidak asam atau asin, paling cocok pH berkisar dari 5,7 – 8,1 (Anonim, 2011).

D. Nilai medis
Tanaman papaya mempunyai kandungan kimia yang berbeda-beda pada daun, biji maupun getahnya. Daun pepaya mengandung enzim papain, alkaloid karpaino, glikosid, karposid, saponin, sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Buah pepaya mengandung beta karotena, pectin, d-galaktosa, I-arabinosa, papain, papayotimin papain, dan fitokinase. Biji pepaya mengandung glucoside cacirin dan karpain. Getah pepaya mengandung papain, kemokapain, lisosim, lipase, glutamin, dan siklotransferase. Daun pepaya berguna untuk obat panas dan obat malaria. Buah pepaya berguna untuk obat mata yang memiliki khasiat mensuplai vitamin A. Akar pepaya berguna untuk obat perut yang memiliki khasiat menguatkan lambung. Buah pepaya berguna untuk obat perut yang memiliki khasiat memacu enzim pencernaan. Biji pepaya berguna untuk obat cacing (Anonim, 2011).

E. Nilai komersial
Buah pepaya dimakan dagingnya, baik ketika muda maupun masak. Daging buah muda dimasak sebagai sayuran. Daging buah masak dimakan segar atau sebagai campuran koktail buah. Pepaya dimanfaatkan pula daunnya sebagai sayuran dan pelunak daging. Daun pepaya muda dimakan sebagai lalap (setelah dilayukan dengan air panas) atau dijadikan pembungkus buntil. Oleh orang Manado, bunga pepaya yang diurap menjadi sayuran yang biasa dimakan (Anonim, 2011).

2.5 Leucaena glauca
A. Morfologi
Lamtoro memiliki jenis buah polong (legumen) dengan bentuk pita lurus, pipih dan tipis, terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji dengan sekat-sekat di antara biji yang berwarna hijau dan akhirnya coklat kering jika bijinya masak lalu memecah sendiri. Berisi 15 - 30 biji yang terletak melintang dalam polongan, bundar telur terbalik, coklat tua mengkilap (Anonim, 2011).

B. Klasifikasi
Menurut Anonim (2011), susunan klasifikasi dari Leucaena glauca yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Leucaena
Spesies : Leucaena glauca

C. Ekologi
Lamtoro menyukai iklim tropis yang hangat (suhu harian 25 - 30°C) dan dapat tumbuh mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 1000 m dpl. Lamtoro umumnya membutuhkan curah hujan tahunan sebesar 650 - 1500 mm3/tahun, namun dapat tumbuh pada tempat-tempat dengan kondisi lingkungan yang kering atau basah, tergantung tingkat kompetisii vegetasinya. Lamtoro tumbuh baik pada tanah yang memiliki pH > 5, dan memiliki toleransi yang rendah pada tanah yang bebas aluminium Tumbuhan ini tumbuh prima pada tanah coralline, pada tipe tanah calcareous lain, pada tanah bergaram (saline soils) dan tanah basa hingga mencapai pH 8. Lamtoro tidak dapat tumbuh pada tanah asam yang memiliki pH tanah < 4.5 atau pada kondisi tergenang. D. Nilai medis Biji lamtoro mengandung fosfor 59 gr, hidrat arang 26,2 gr, protein 10,6 gr, zat Besi 2,2 gr, lemak 0,5 gr, kalsium 155 mg, vitamin C 20 mg, vitamin B1 0,23 mg dan vitamin A. Buah lamtoro dapat menyembuhkan beberapa penyakit, seperti diabetes, susah tidur, radang ginjal, disentri, meningkatkan gairah seksualitas, cacingan, herpes zoster, luka terpukul, bisul, eksim, patah tulang, tertusuk kayu atau bambu, dan pembengkakan. Akar tanaman lamtoro ini pun dapat dimanfaatkan sebagai peluruh haid. E. Nilai komersial Lamtoro merupakan pohon dengan banyak kegunaan. Di Asia Tenggara, pohon ini dapat berfungsi sebagai kayu bakar, makanan ternak, peneduh dan pupuk hijau. Di kawasan tropis di datara-dataran rendah, lamtoro ditanam sebagai tanaman pengikat nitrogen. Selain itu, penanaman tanaman ini juga membantu tanah dari bahaya erosi. BAB III METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut : - Hari/Tanggal : Sabtu, 30 April 2011 - Pukul : 13.00 Wita – 17.30 Wita - Tempat : Laboratorium Biodeversity Jurusan Biologi FMIPA UNTAD B. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut : 1. Buku gambar 2. Alat tulis menulis 3. Buah Citrus maxima (biji) 4. Buah Durio zibethinus (biji) 5. Buah Cucumis sativus 6. Buah Phyrus malus (biji) 7. Buah Lansium domesticum 8. Buah Nephelium lappaceum (biji) 9. Buah Musa paradisiaca 10. Buah Ananas comosus (biji) 11. Buah Vitis finifera 12. Buah Arthocarpus heterophylla (biji) 13. Buah Citrullus vulgaris (biji) 14. Buah Cocos nucifera 15. Buah Magifera indica (biji) 16. Buah Averrhoa carambola 17. Buah Oryza sativa 18. Buah Moringa oleifera 19. Buah Salacca edulis (biji) 20. Buah Carica papaya (biji) 21. Buah Anarcadium occidentale (biji) 22. Buah Leucena glauca (biji) C. Prosedur kerja Prosedur kerja dalam pelaksanaan praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut : 1. Menulis nama spesies dan family tumbuhan tersebut 2. Mengambarkan dan memberi keterangan bagian-bagiannya :  Kulit buah  Daging buah  Sisik buah  Kulit biji  Biji 3. Menyebutkan macam-macam buah : a. Buah semu dan tertutup  Tunggal  Berganda  Majemuk b. Buah sejati tunggal  Kering denga satu biji - Padi (Caryopsis) - Kurung (Achenium) - Keras (Nux) - Keras bersayap (Samara)  Kering dengan biji lebih dari satu - Bumbung (Folliculus) - Polongan (Legumen) - Lobak (Siliqua) - Kotak sejati (Capsula)  Buah berdaging - Buni (Bacca) - Mentimun (Pepo) - Jeruk (Hesperidium) - Batu (Drupa) - Apel (Pomum) 4. Menggambar penampang melintang biji dan menyebutkan bagian-bagiannya :  Kulit biji  Sayap (Ala)  Selaput biji (Arillus)  Tali pusar (Funiculus)  Lembaga (Embrio)  Endosperm BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan 1. Citrus maxima Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium dan tinjauan dari literatur, diperoleh data bahwa buah Citrus maxima merupakan buah sejati (fructus nudus) karena buah ini selau terbentuk dari bakal buah dan juga bagian lain dari bunga yang masih tertinggal dan ikut tumbuh namun tidak merupakan bagian buah yang berarti. Buah jeruk termasuk dalam kelompok buah sejati tunggal sebab buah ini terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah dan berisikan satu biji. Buah jeruk digolongkan ke dalam golongan buah sejati tunggal berdaging (carnosus) karena ditinjau dari daging buahnya yang menebal dan berdaging. Jeruk memiliki tipe buah jeruk (hesperidium), semacam buah buni, membulat atau seperti tabung, memiliki lapisan luar yang liat dan berisi kelenjar minyak yang disebut lapisan flavedo, lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan yang bersifat seperti spons disebut albedo, serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung berisi cairan dengan biji yang tersebar di dalamnya. Biji buah ini terdiri dari beberapa bagian seperti kulit biji merupakan bagian yang berasal dari perkembangan integumentum pada bakal biji, terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar (testa) bersifat kaku yang merupakan pelindung utama biji dan lapisan dalam (tegmen) bersifat tipis seperti selaput, tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni dan jika biji masak biasanya biji akan terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji) sehingga pada biji hanya tampak bekas tali pusar atau pusar biji. Embrio atau lembaga merupakan calon individu baru dan endosperm merupakan bagian dari putih lembaga (albumen) yaitu jaringan penimbun makanan, terdiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang kemudian setelah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah menjadi jaringan penimbunan makanan ini. Endospermis berfungsi menyediakan suplai makanan bagi embrio dalam biji. 2. Averrhoa carambola Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium dan tinjauan dari literatur, diperoleh data bahwa buah Averrhoa carambola berbentuk bintang dan merupakan buah sejati (fructus nudus) karena buah ini selau terbentuk dari bakal buah dan juga bagian lain dari bunga yang masih tertinggal dan ikut tumbuh namun tidak merupakan bagian buah yang berarti. Buah belimbing termasuk dalam kelompok buah sejati tunggal sebab buah ini terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah dan berisikan satu biji. Buah belimbing digolongkan ke dalam golongan buah sejati tunggal berdaging (carnosus) karena ditinjau dari daging buahnya yang menebal dan berdaging. Buah ini termasuk buah buni (bacca) karena mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji lepas dalam lapisan dalam tersebut. Buah belimbing terdiri dari beberapa bagian yaitu kulit buah, daging buah, dan biji. Biji buah ini terdiri dari beberapa bagian seperti kulit biji merupakan bagian yang berasal dari perkembangan integumentum pada bakal biji, terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar (testa) bersifat kaku yang merupakan pelindung utama biji dan lapisan dalam (tegmen) bersifat tipis seperti selaput, tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni dan jika biji masak biasanya biji akan terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji) sehingga pada biji hanya tampak bekas tali pusar atau pusar biji. Embrio atau lembaga merupakan calon individu baru dan endosperm merupakan bagian dari putih lembaga (albumen) yaitu jaringan penimbun makanan, terdiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang kemudian setelah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah menjadi jaringan penimbunan makanan ini. Endospermis berfungsi menyediakan suplai makanan bagi embrio dalam biji. 3. Cucumis sativus Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium dan tinjauan dari literatur, diperoleh data bahwa buah Cucumis sativus merupakan buah sejati (fructus nudus) karena buah ini selau terbentuk dari bakal buah dan juga bagian lain dari bunga yang masih tertinggal dan ikut tumbuh namun tidak merupakan bagian buah yang berarti. Buah mentimun termasuk dalam kelompok buah sejati tunggal sebab buah ini terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah dan berisikan satu biji. Buah mentimun digolongkan ke dalam golongan buah sejati tunggal berdaging (carnosus) karena ditinjau dari daging buahnya yang menebal dan berdaging. Mentimun memiliki bentuk buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang lebih tebal dan kuat, serta ruangan buah selain berisi biji-biji dalam jumlah yang besar masih mempunyai bagian yang kosong. Buah mentimun terdiri dari beberapa bagian yaitu kulit buah, daging buah, dan biji. Biji buah ini terdiri dari beberapa bagian seperti kulit biji merupakan bagian yang berasal dari perkembangan integumentum pada bakal biji, terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar (testa) bersifat kaku yang merupakan pelindung utama biji dan lapisan dalam (tegmen) bersifat tipis seperti selaput, tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni dan jika biji masak biasanya biji akan terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji) sehingga pada biji hanya tampak bekas tali pusar atau pusar biji. Embrio atau lembaga merupakan calon individu baru dan endosperm merupakan bagian dari putih lembaga (albumen) yaitu jaringan penimbun makanan, terdiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang kemudian setelah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah menjadi jaringan penimbunan makanan ini. Endospermis berfungsi menyediakan suplai makanan bagi embrio dalam biji. 4. Carica papaya Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium dan tinjauan dari literatur, diperoleh data bahwa buah Carica papaya merupakan buah sejati (fructus nudus) karena buah ini selau terbentuk dari bakal buah dan juga bagian lain dari bunga yang masih tertinggal dan ikut tumbuh namun tidak merupakan bagian buah yang berarti. Buah pepaya termasuk dalam kelompok buah sejati tunggal sebab buah ini terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah dan berisikan satu biji. Buah pepaya digolongkan ke dalam golongan buah sejati tunggal berdaging (carnosus) karena ditinjau dari daging buahnya yang menebal dan berdaging . Buah ini termasuk buah buni (bacca) karena mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji lepas dalam lapisan dalam tersebut. Buah pepaya terdiri dari beberapa bagian yaitu kulit buah, daging buah, dan biji. Biji buah ini terdiri dari beberapa bagian seperti kulit biji merupakan bagian yang berasal dari perkembangan integumentum pada bakal biji, terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar (testa) bersifat kaku yang merupakan pelindung utama biji dan lapisan dalam (tegmen) bersifat tipis seperti selaput, tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni dan jika biji masak biasanya biji akan terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji) sehingga pada biji hanya tampak bekas tali pusar atau pusar biji. Embrio atau lembaga merupakan calon individu baru dan endosperm merupakan bagian dari putih lembaga (albumen) yaitu jaringan penimbun makanan, terdiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang kemudian setelah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah menjadi jaringan penimbunan makanan ini. Endospermis berfungsi menyediakan suplai makanan bagi embrio dalam biji. 5. Leucaena glauca Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium dan tinjauan dari literatur, diperoleh data bahwa buah Leucaena glauca merupakan buah sejati (fructus nudus) karena buah ini selau terbentuk dari bakal buah dan juga bagian lain dari bunga yang masih tertinggal dan ikut tumbuh namun tidak merupakan bagian buah yang berarti. Buah lamtoro termasuk dalam kelompok buah sejati tunggal sebab buah ini terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah dan berisikan satu biji. Buah lamtoro digolongkan ke dalam golongan buah sejati tunggal berdaging (carnosus) karena ditinjau dari daging buahnya yang menebal dan berdaging . Lamtoro memiliki jenis buah polong (legumen) dengan bentuk pita lurus, pipih dan tipis, terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji dengan sekat-sekat di antara biji yang berwarna hijau. Buah lamtoro terdiri dari beberapa bagian yaitu kulit buah, daging buah, dan biji. Sedangkan biji buah lamtoro tidak dapat dibedakan dengan jelas bagian-bagiannya. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, maka kesimpulan yang kami peroleh adalah sebagai berikut: 1. Yang dikatakan sebagai buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian lain pada bunga itu, yang malahan menjadi bagian utama buah ini. Contohnya Jambu mede (Anacardium occidentale). 2. Yang dikatakan sebagai buah sungguh atau buah telanjang, yaitu buah yang selalu terjadi dari bakal buah dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal, bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti. Contohnya Jeruk (Citrus maxima). 3. Biji merupakan alat perkembangbiakan yang utama karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Pada biji umumnya dapat dibedakan menjadi bagian-bagian yaitu kulit biji (spermodermis), tali pusar (funiculus), selaput biji (arillus), lembaga (embrio) dan endosperm. B. Saran Praktikan berharap agar dalam praktikum selanjutnya dapat berlangsung dengan lebih tenang, sehingga praktikan dapat memanfaatkan waktu yang telah disediakan dengan seefisien mungkin. Serta praktikan berharap agar tidak hanya para praktikan yang mematuhi tata tertib pada saat di dalam laboratorium, namun para asisten juga sehingga praktikum dapat berjalan lebih tertib.
Selengkapnya...

Laporan Morfologi Tumbuhan V - Bunga Tunggal & Bunga Majemuk

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing-masing bagian dari bentuk dan susunan tumbuhan. Salah satu bagian tumbuhan yang dipelajari yaitu bunga yang merupakan alat perkembangbiakan (Organum Reproductivum) bagi tumbuhan.
Jika kita melihat bunga berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada diantaranya memiliki bunga yang terpencar atau terpisah-pisah dan ada pula yang berkumpul membentuk suatu rangkaian yang dinamakan bunga majemuk.
Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya sifat-sifat yang menarik dari suatu bunga adalah bentuk bunga, warna bunga, bau bunga dan ada tidaknya madu atau zat lain.
Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis bunga, maka perlu mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis bunga tumbuhan tidaklah mudah, seringkali terjadi kekeliruan. Untuk itu selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk menghindari terjadinya kesalahan.

B. Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu mempelajari bermacam-macam tipe bunga majemuk (inflorescent) serta bentuk dan susunan bunga pada bunga tunggal maupun majemuk.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Zea mays (Jagung)
a. Morfologi
Zea mays atau biasa dikenal dengan sebutan jagung dengan family poaceae memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman (dioecus). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman dengan serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Sedangkan bunga betina tersusun dalam bongkol. Jagung merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki bunga majemuk tongkol (spadix). Pada bunga jantan terdapat hiasan bunga (perianthium) dan merupakan bunga berkelamin tunggal (unisexualis). Bunga jantan jagung memiliki jenis mahkota (corolla) simpetalae.

b. Klasifikasi
Menurut Plantamor (2011), susunan klasifikasi dari Zea mays atau jagung yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poaeles
Family : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays

c. Ekologi
Jagung berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah, kemudian pada abad 16 jagung diperkenalkan ke Asia Tenggara oleh bangsa Portugis. Pada dasarnya jagung merupakan tanaman daerah beriklim hangat dengan kelembaban mencukupi. Pertumbuhan terbaik jagung yaitu tumbuh di daerah dengan kelembapan antara 21 - 30°C. Jagung tumbuh hingga ketinggian 3000 m dpl. Di daerah tropis, pertumbuhan terbaik jagung dengan curah hujan 600 - 900 mm3/tahun. Jagung dapat tumbuh pada beragam jenis tanah, tetapi tumbuh subur pada tanah yang memiliki drainase baik, peredaran udara baik, senyawa organik yang cukup dan aliran nutrisi yang cukup. Jagung dapat ditanam pada tanah ber pH antara 5,5 - 7. Jagung termasuk ke dalam kelompok tanaman yang tidak tahan pada kadar garam.

d. Nilai medis
Jagung sebagai bahan pangan adalah sumber karbohidrat kedua setelah beras. Kandungan kimia jagung terdiri atas air 13,5%, protein 10%, lemak 4,0%, karbohidrat 61,0%, gula 1,4%, pentosa 6,0%, serat kasar 2,3%, abu 1,4% dan zat kimia lainnya 0,4%. Rambut jagung yang merupakan limbah dari industri pangan, namun digunakan sebagai obat tradisional untuk peluruh air seni dan penurun tekanan darah.

e. Nilai komersial
Biji jagung digunakan sebagai bahan makanan pokok terutama di daerah tropis dan makanan untuk ternak hewan dan unggas terutama di negara-negara industri. Biji jagung dapat dikonsumsi dengan banyak cara. Untuk konsumsi manusia, biasanya ditumbuk atau digiling dan kemudian direbus, dipanggang atau difermentasikan. Hasil industri utama dari biji jagung berupa tepung, minyak, sirup, cairan organik dan minuman alkohol. Ampas jagung dari pembuatan tepung atau minyak dan kulit biji digunakan untuk makanan hewan. Tepung jagung dapat digunakan sebagai makanan manusia atau dibuat lem. Sisa tanaman seperti batang jagung digunakan untuk bahan bakar atau kompos. Kulit dalam dari jagung dan serat pada batang digunakan untuk membuat kertas.

B. Clitoria ternatea (Kembang telang)
a. Morfologi
Citoria ternatea atau kembang telang dengan family fabaceae memiliki bunga jantan dan bunga betina yang satu dalam satu tanaman (monoecus). Kembang telang merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki bunga tunggal (planta uniflora). Pada bunga kembang telang terdapat hiasan bunga (perianthium) dan merupakan bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus). Bunga kembang telang memiliki jenis mahkota (corolla) monoclamidae.

b. Klasifikasi
Menurut Plantamor (2011), susunan klasifikasi dari Clitoria ternatea atau kembang telang yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Clitoria
Spesies : Clitoria ternatea

c. Ekologi
Kembang telang adalah tumbuhan tropika dengan curah hujan 500-900 mm3/tahun. Kembang telang tumbuh di padang rumput, daerah berhutan terbuka, semak dan vegetasi sungai. Kembang telang tumbuh pada ketinggian antara 0 – 1800 m dpl dengan kelembapan rata-rata 19 - 28 °C. Kembang telang mempunyai kemampuan adaptasi terhadap lahan asam hingga basa (pH 5.5 - 8.9), tetapi menyukai lahan subur dan akan tumbuh dengan kurang baik pada lahan berpasir gersang jika tidak diberi pupuk.

d. Nilai medis
Clitoria ternatea mengandung finotin, isolasi protein tanaman ini dengan kekayaan biosidal mampu melawan hama serangga, cendawan dan bakteri.

e. Nilai komersial
Manfaat utama dari kembang telang yaitu untuk makanan hewan, rumput kering atau penutup tanaman. Hal tersebut telah secara ekstensif diuji, terutama di daerah tropika agak lembab hingga ke tropika yang agak kering. Kembang telang digunakan sebagai penutup perkebunan kelapa dan pada perkebunan karet di Malaysia. Kembang telang secara luas ditanam sebagai tanaman hias pada pagar dan tralis karena warna bunganya yang biru atau bunga putih sangat mengesankan, dan ditanam juga untuk pewarna.

C. Cocos nucifera (Kelapa)
a. Morfologi
Cocos nucifera atau kelapa dengan family arecaceae memiliki bunga jantan dan bunga betina pada satu individu (monoecus). Di mana bunga betina terletak di pangkal, sedangkan bunga jantan dibagian yang jauh dari pangkal. Kelapa merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki bunga tongkol majemuk (spadix). Pada bunga kelapa terdapat hiasan bunga (perianthium) dan merupakan bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus). Bunga kelapa memiliki jenis mahkota (corolla) simpetalae.

b. Klasifikasi
Menurut Plantamor (2011), susunan klasifikasi dari Cocos nucifera atau kelapa yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Arecales
Family : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera

c. Ekologi
Kelapa merupakan tumbuhan asli dari daerah pantai Asia tropika dan Pasifik. Kelapa adalah tanaman daerah tropis. Kelapa ditanam di daerah pada ketinggian 500 – 1000 m dpl. Kelapa tumbuh pada daerah yang memiliki curah hujan tahunan merata antara 1000 - 2000 mm3 dan kelembaban relatif tinggi antara 20 – 27 oC, tetapi masih dapat bertahan pada daerah lebih kering. Kelapa tumbuh subur pada berbagai tanah dengan drainase cukup. Kelapa toleran pada garam dengan baik serta dapat tumbuh pada berbagai pH, tetapi tumbuh paling baik pada pH 5,5 - 7.

d. Nilai medis
Pada dasarnya air dari kelapa muda ini dapat menyembuhkan beberapa penyakit diantaranya, keracunan makanan, cacingan, menghilangkan jerawat, dan gatal-gatal. Pada minyak kelapa dapat digunakan sebagai aroma teraphy yang berguna penambah awet muda, mengobati flu dan gejala insomenia. Kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini yaitu asam askorbat, vitamin C, protein, lemak, hidrat arang, kalsium dan mineral.

e. Nilai komersial
Buah kelapa digunakan dalam pembuatan minyak. Minyak berkualitas tinggi digunakan untuk memasak atau digunakan dalam produksi margarin, susu, es krim dan gula-gula. Minyak berkualitas agak rendah diproses menjadi sabun, detergen, kosmetik, sampo, cat, pernis dan produk-produk farmasi. Minyak kelapa mempunyai potensi sebagai bahan baku energi. Cangkang kelapa dapat digunakan untuk membuat alat-alat rumah tangga, pot-pot hias dan dipakai untuk bahan bakar. Cangkang yang sudah ditumbuk halus dipakai sebagai pengisi untuk perekat resin dan bubuk untuk mencetak. Sabut hijau menghasilkan serat putih untuk membuat tali, karpet, keset dan geo-tekstil. Daun kelapa digunakan untuk atap atau dianyam untuk tikar, keranjang, tas dan topi. Tulang daun kelapa dibuat sapu lidi. Jantung kelapa yang terdiri dari jaringan-jaringan yang berwarna putih dan kenyal dari daun-daun termuda yang belum membuka pada ujung batang, merupakan makanan yang lezat.

D. Citrus sp (Jeruk)
a. Morfologi
Citrus sp atau jeruk dengan family rutaceae memiliki bunga jantan dan bunga betina yang dalam satu individu (monoecus). Jeruk merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki bunga tunggal (planta uniflora). Pada bunga citrus terdapat hiasan bunga (perianthium) dan merupakan bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus). Bunga jeruk memiliki jenis mahkota (corolla) simpetalae.

b. Klasifikasi
Menurut Plantamor (2011), susunan klasifikasi dari Citrus sp atau jeruk yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Rutales
Family : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp

c. Ekologi
Jeruk telah tersebar sampai ke Cina, Eropa dan Amerika. Jeruk dapat tumbuh pada dataran tinggi tropik. Jeruk dapat tumbuh pada daerah dengan suhu bulanan rata-rata sekitar 20 – 25 ˚C dan curah hujan yaitu berkisar antara 1500 – 1800 mm3/tahun dengan kelembapan berkisar 70 – 80 %. Jeruk dapat tumbuh diberbagai tipe tanah mulai dari tanah berpasir kasar hingga berbatu. Jeruk dapat ditemukan pada ketinggian 1000 m dpl dengan pH 7 – 9,5.

d. Nilai medis
Daun jeruk dapat berguna untuk mengobati demam. Buah jeruk dapat digunakan untuk mencegah kanker, menurunkan resiko penyakit jantung, melancarkan saluran pencernaan, menurunkan kolestrol dan mencegah anemia. Jeruk ini mengandung vitamin B, vitamin C, provitamin A, vitamin B1, vitamin B2 dan asam folat. Pada daerah Jawa jeruk digunakan sebagai penurun demam seorang anak dengan cara merebus dari daun jeruk dan diminumkan tiga kali sehari.

e. Nilai komersial
Buah jeruk dapat dijadikan jus. Daun jeruk dapat dijadikan pengharum alami pada masakan. Jeruk juga mempunyai peran dalam dunia kecantikan. Sedangkan harga jeruk di pasaran seperti jeruk bali untuk ukuran besar berkisar Rp. 5.000,00- /buah, sedangkan ukuran kecil Rp. 3.000,00- /buah.

E. Lantana camara (Tahi ayam)
a. Morfologi
Lantana camara atau tahi ayam dengan family verbenaceae memiliki bunga jantan dan bunga betina pada satu individu (monoecus). Lantana camara merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki bunga majemuk malai rata (corymbus ramosus). Pada bunga Lantana camara tidak memiliki perhiasan bunga (perianthium) yang lengkap melainkan hanya memiliki mahkota (corolla) dan merupakan bunga banci atau bunga berkelamin ganda. Bunga Lantana camara memiliki jenis mahkota (corolla) diapetalae.

b. Klasifikasi
Menurut Plantamor (2011), susunan klasifikasi dari Lantana camara yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Lamiales
Family : Verbenaceae
Genus : Lantana
Spesies : Lantana camara

c. Ekologi
Lantana camara berasal dari Amerika tropis dan dapat tumbuh mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 1000 m dpl. Lantana camara umumnya membutuhkan curah hujan tahunan sebesar 650 - 1500 mm3 dengan kelembapan rata-rata 50 – 70 oC, namun dapat tumbuh pada tempat-tempat dengan kondisi lingkungan yang kering atau basah. Lantana camara tumbuh baik pada tanah yang memiliki pH 5 - 8. (Proseanet, 2011).

d. Nilai medis
Daun dan bunga dari Lantana camara berpotensi untuk dijadikan sebagai insektisida nabati karena mengandung lantadene A, lantadene B, lantanolic acid, lantic acid, humule (mengandung minyak asiri), b- caryophyllene, g-terpidene, a -pinene dan r-cymene. (Proseanet, 2011).
e. Nilai komersial
Batang dari pohon Lantana camara dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar olah masyarakat sekitar. Namun di Indonesia Lantana cemara bisa dikatakan sudah tidak memiliki nilai jual atau nilai komersial lagi karena makin mudahnya masyarakat mendapatkan kembang kertas terutama pada daerah kering atau tropis. (Proseanet, 2011).



BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut :
- Hari/Tanggal : Sabtu, 23 April 2011
- Pukul : 13.00 Wita – 17.30 Wita
- Tempat : Laboratorium Biodeversity Jurusan Biologi
FMIPA UNTAD

B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Buku gambar
2. Alat tulis menulis
3. Bunga Cassea seamea
4. Bunga Ixora paludosa
5. Bunga Lantana camara
6. Bunga Leucaena glauca
7. Bunga Ficus benjamina atau Arthocarpus heterophylla
8. Bunga Hibiscus rosa-sinensis
9. Bunga Helianthus annuus
10. Bunga Annona muricata
11. Bunga Bougainvillea spectabilis
12. Bunga Musaenda frondosa
13. Bunga Zea mays
14. Bunga Clitoria ternatea
15. Bunga Passiflora foetida
16. Bunga Mangifera indica
17. Bunga Cocos nucifora
18. Bunga Croton tiglium
19. Bunga jantan dan betina Cucurbita muscata
20. Bunga Citrus sp

C. Prosedur kerja
Prosedur kerja dalam praktikum morfologi tumbuhan yaitu :
1. Menulis nama spesies dan family tumbuhan tersebut
2. Mengamati morfologi bunga setiap species
3. Mengambarkan dan memberi keterangan bagian-bagiannya :
 Tangkai bunga / ibu tangkai bunga (Pedunculus)
 Daun pelindung (Bractea)
 Tangkai bunga (Pedicellus)
 Bunga dan bagian-bagiannya (Androecium, Gynaecium, Calyx dan Corolla)
4. Menetukan susunan bunga majemuk :
 Tandan (Racemus)
 Untai/bunga lada (Amentum)
 Cawan (Corymbus)
 Kepala/bongkol (Capitulum)
 Malai rata (Corymbous racemosus)
 Payung majemuk (Umbella composita)
 Bulir (Spica)
 Tongkol (Spadix)
 Payung (Umbella)
 Periuk (Hypanthodium)
 Malai (Panicula)
5. Menentukan bagian-bagian bunga :
 Dasar bunga (Receptaculum)
 Kelopak bunga (Calyx)
 Mahkota bunga (Corolla)
 Androecium (Anthera, Filamentum)
 Gynaecium (Stigma, Stylus, Ovarium)


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan
1. Zea mays (Jagung)
Zea mays atau biasa dikenal dengan sebutan jagung dengan family poaceae memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman (dioecus). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman dengan serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Sedangkan bunga betina tersusun dalam bongkol. Jagung merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki bunga majemuk tongkol (spadix) di mana bunganya seperti bulir, tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah). Pada bunga jantan terdapat hiasan bunga (perianthium) dan memiliki jenis mahkota (corolla) simpetalae yaitu mahkota bunganya lepas atau bebas. Jagung merupakan bunga berkelamin tunggal (unisexualis) karena pada bunga hanya terdapat salah satu dari kedua macam alat kelaminnya. Adapun rumus bunga dari jagung yaitu :
♂ K3 C3 A3 G0.

2. Clitoria ternatea (Kembang telang)
Clitoria ternatea atau kembang telang dengan family fabaceae memiliki bunga jantan dan bunga betina yang satu dalam satu tanaman (monoecus). Kembang telang merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki bunga tunggal (planta uniflora) karena hanya menghasilkan satu bunga saja pada ujung batang. Pada bunga kembang telang terdapat hiasan bunga (perianthium) dan memiliki jenis mahkota (corolla) monoclamidae yaitu mahkota bunganya menyatu. Kembang telang merupakan bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus) karena memiliki benang sari (alat kelamin jantan) dan putik (alat kelamin betina) sehingga sering disebut dengan bunga sempurna atau bunga lengkap. Adapun rumus bunga dari kembang telang yaitu : ♀ K5 C4 A2 G1.

3. Cocos nucifera (Kelapa)
Cocos nucifera atau kelapa dengan family arecaceae memiliki bunga jantan dan bunga betina pada satu individu (monoecus). Di mana bunga betina terletak di pangkal, sedangkan bunga jantan dibagian yang jauh dari pangkal. Kelapa merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki bunga tongkol majemuk (spadix) karena ibu tangkainya bercabang-cabang dan masing-masing cabang merupakan bagian dengan susunan seperti tongkol pula. Pada bunga kelapa terdapat hiasan bunga (perianthium) dan memiliki jenis mahkota (corolla) simpetalae yaitu mahkota bunganya lepas atau bebas. Kelapa merupakan bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus) karena memiliki benang sari (alat kelamin jantan) dan putik (alat kelamin betina) sehingga sering disebut dengan bunga sempurna atau bunga lengkap. Adapun rumus bunga dari kelapa yaitu :
♀ K2 C2 A3 G1.

4. Citrus sp (Jeruk)
Citrus sp atau jeruk dengan family rutaceae memiliki bunga jantan dan bunga betina yang dalam satu individu (monoecus). Jeruk merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki bunga tunggal (planta uniflora) karena hanya menghasilkan satu bunga saja pada ujung batang. Pada bunga citrus terdapat hiasan bunga (perianthium) dan memiliki jenis mahkota (corolla) simpetalae yaitu mahkota bunganya lepas atau bebas. Bunga jeruk merupakan bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus) karena memiliki benang sari (alat kelamin jantan) dan putik (alat kelamin betina) sehingga sering disebut dengan bunga sempurna atau bunga lengkap. Adapun rumus bunga dari kelapa yaitu : ♀ K5 C5 A3 G1.

5. Lantana camara (Tahi ayam)
Lantana camara atau tahi ayam dengan family verbenaceae memiliki bunga jantan dan bunga betina pada satu individu (monoecus). Lantana camara merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki bunga majemuk malai rata (corymbus ramosus) yaitu ibu tangkai mengadakan percabangan, demikian pula seterusnya cabangnya, tetapi cabang-cabang tadi mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga seakan-akan semua bunga pada bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang datar atau agak melengkung. Pada bunga Lantana camara tidak memiliki perhiasan bunga (perianthium) yang lengkap melainkan hanya memiliki mahkota (corolla) diapetalae karean mahkota bunganya lepas atau pisah. Bunga tahi ayam merupakan bunga berkelamin jantan (flos masculus). Bunga Lantana camara memiliki jenis mahkota (corolla) diapetalae. Bunga tahi ayam merupakan bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus) karena memiliki benang sari (alat kelamin jantan) dan putik (alat kelamin betina) Adapun rumus bunga dari kelapa yaitu : ♀ K0 C4 A4 G1.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Bunga tunggal adalah bunga yang terdiri dari satu bunga saja pada ujung tangkai tumbuhan. Sedangkan bunga majemuk adalah suatu rangkaian bunga.
2. Sifat-sifat bunga majemuk dibedakan dalam tiga golongan, yaitu :
a. Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa), yang dibedakan lagi menjadi :
1. Tandan (racemus)
2. Bulir (spica)
3. Bunga lada (amentum)
4. Tongkol (spadix)
5. Bunga paying (umbella)
6. Bunga cawan (corymbus)
7. Bunga bongkol (capitulum)
8. Bunga periuk (hypanthodium)
b. Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa), yang dibedakan lagi menjadi :
1. Anak payung menggarpu (dichasium)
2. Bunga tangga (cincinnus)
3. Bunga sekerup (bostryx)
4. Bunga sabit (drepanium)
5. Bunga kipas (rhipidium)
c. Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta)
4. Bagian-bagian bunga majemuk dapat dibedakan menjadi :
a. Ibu tangkai bunga (pedunculus)
b. Anak tangkai (pedicellus)
c. Dasar bunga (receptaculum)
d. Daun-daun pelindung (brachtea)
e. Daun tangkai (brachteola)

B. Saran
Praktikan berharap agar dalam praktikum selanjutnya dapat berlangsung dengan lebih tenang, sehingga praktikan dapat memanfaatkan waktu yang telah disediakan dengan seefisien mungkin. Serta praktikan berharap agar tidak hanya para praktikan yang mematuhi tata tertib pada saat di dalam laboratorium, namun para asisten juga sehingga praktikum dapat berjalan lebih tertib.
Selengkapnya...