Selasa, 10 Mei 2011

Laporan Morfologi Tumbuhan VI - Buah & Biji

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Morfologi tumbuhan adalah adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang fungsi masing-masing bagian dari bentuk dan susunan tumbuhan. Salah satu bagian tumbuhan yang dipelajari yaitu buah yang merupakan alat perkembangbiakkan (Organum Reproductivum) bagi tumbuhan.
Jika kita melihat buah berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa ada diantara tumbuhan yang buahnya terbentuk dari bakal buah yang umumnya tidak terbungkus disebut buah sejati atau buah sungguh. Tetapi ada pula yang buahnya seringkali tidak kelihatan (tertutup) karena itu dikatakan buah palsu atau buah semu.
Pada umumnya buah akan terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan pada bunga. Walaupun demikian terdapat kemungkinan buah terbentuk tanpa adanya penyerbukan dan pembuahan.
Akibat banyaknya jenis tumbuhan dan banyaknya jenis buah, maka perlu mempelajari bagaimana bentuk dan pembagiannya. Namun dalam penentuan jenis-jenis buah tumbuhan tidaklah mudah, seringkali terjadi kekeliruan. Untuk itu selalu diperlukan penelitian atau pemeriksaan secara langsung dan seksama untuk menghindari terjadinya kesalahan.

B. Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu mempelajari bermacam-macam sifat dan tipe buah serta bagian-bagian buah dan biji.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Citrus maxima
A. Morfologi
Citrus maxima memiliki tipe buah jeruk (hesperidium), semacam buah buni, membulat atau seperti tabung, memiliki lapisan luar yang liat dan berisi kelenjar minyak, lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan, serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung berisi cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di antara gelembung-gelembung dan memiliki buah dengan ukuran bervariasi dengan diameter 2 – 30 cm tergantung jenisnya (Anonim, 2011).

B. Klasifikasi
Menurut Anonim (2011), susunan klasifikasi dari Citrus maxima yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Rutales
Family : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus maxima

C. Ekologi
Jeruk bali telah tersebar sampai ke Cina, Eropa dan Amerika. Jeruk bali dapat tumbuh pada dataran tinggi tropik. Suhu bulanan rata-rata sekitar 20 – 25 ˚C, curah hujan untuk tanaman ini yaitu berkisar antara 1500 – 1800 mm3/tahun dengan kelembapan berkisar 70 – 80 %. Tumbuhan ini dapat tumbuh di berbagai tipe tanah mulai dari tanah berpasir kasar hingga berbatu. Tumbuhan ini dapat ditemukan pada ketinggian 1000 m dpl dengan pH 7 – 9,5.

D. Nilai medis
Daun jeruk bali dapat berguna untuk mengobati demam. Buahnya dapat digunakan untuk mencegah kanker, menurunkan resiko penyakit jantung, melancarkan saluran pencernaan, menurunkan kolestrol dan mencegah anemia. Jeruk ini mengandung vitamin B, vitamin C, provitamin A, vitamin B1, vitamin B2 dan asam folat. Pada daerah Jawa jeruk bali digunakan sebagai penurun demam seorang anak dengan cara merebus dari daun jeruk bali dan diminumkan tiga kali sehari.

E. Nilai komersial
Citrus maxima atau jeruk bali dapat dijadikan jus. Daunnya dapat dijadikan pengharum alami pada masakan. Jeruk juga mempunyai peran dalam dunia kecantikan. Sedangkan harga jeruk bali di pasaran untuk ukuran besar berkisar Rp. 5.000,00- /buah, sedangkan ukuran kecil Rp. 3.000,00- /buah.

2.2 Averrhoa carambola
A. Morfologi
Buah belimbing berwarna kuning kehijauan. Saat baru tumbuh, buahnya berwarna hijau. Jika dipotong, buah ini mempunyai penampang yang berbentuk bintang. Berbiji kecil dan berwarna coklat. Belimbing memiliki tipe buah buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji lepas dalam lapisan dalam tersebut (Anonim, 2011).

B. Klasifikasi
Menurut Anonim (2011), susunan klasifikasi dari Averrhoa carambola adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Geraniales
Family : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa carambola

C. Ekologi
Tumbuhan belimbing berasal dari kawasan Melayu dan Maluku tetapi telah dibudidayakan di Asia Tenggara dan Malaysia selama berabad-abad termasuk Indonesia. Belimbing banyak terdapat di daerah beriklim tropis dan sub-tropis. Belimbing dapat tumbuh pada daerah dengan suhu sekitar 23 – 28 oC. Belimbing merupakan tumbuhan daerah tropis dengan curah hujan sekitar 1600 mm/tahun. Dapat ditemukan pada ketinggian 200 mm dpl. Toleran terhadap pH 3,2 – 4,6. Kelembapan di sekelilingnya tidak terlalu berpengaruh (Anonim, 2011).

D. Nilai medis
Buah belimbing mempunyai kandungan unsur kimia antara lain saponin, tanin, glukosid, kalsium oksalat, sulfur, asam format, peroksida, dan kalium sitrat. Belimbing juga dikenal efektif meredakan sariawan. Kandungan vitamin C yang lumayan tinggi (25,8 mg/ 100 gram) mampu membantu mengeringkan luka sariawan. Buah belimbing juga dapat mengobati jerawat, penyakit kulit seperti panu dan batuk.

E. Nilai komersial
Belimbing merupakan tumbuhan yang dapat dikonsumsi buahnya. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Buah belimbing juga dapat diolah menjadi minuman yang menyegarkan seperti jus dan berperan dalam dunia kecantikan.

2.3 Cucumis sativus
A. Morfologi
Buah mentimun berwarna hijau ketika muda dengan garis-garis putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat sampai jingga terang. Mentimun memiliki bentuk buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang lebih tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut (Anonim, 2011).

B. Klasifikasi
Menurut Anonim (2011), susunan klasifikasi dari Cucumis sativus yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Violales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativus

C. Ekologi
Tumbuhan mentimun dapat tumbuh pada suhu 20 – 35 oC dan tidak cocok ditanam pada daerah yang bersalju, karena tumbuhan ini menghendaki penyinaran matahari yang tinggi. Apabila mentimun ini kekurangan penyinaran matahari maka produktivitasnya akan menurun karena radiasi yang rendah dapat memperlambat proses fotosintesis. Adapun jenis tanah yang sesuai dengan tumbuhan ini yaitu tanah yang berpasir, tanah lempung pasir dan tanah ringan berpasir dengan tingkat pH 6,3 - 7,3. Curah hujan 500 – 3500 mm/tahun. Dengan ketinggian 0 – 1200 m dpl dan dengan kelembapan 40 – 60 % (Anonim, 2011).

D. Nilai medis
Kandungan zat gizi per 100 gram berat ketimun yaitu energi 12 kalori, protein 0.7gr, lemak 0.1gr, karbohidrat 2.7gr, kalsium 10mg, fospor 21mg, besi 0.3mg, vitamin A, vitamin C dan vitamin B. Kandungan mineral yang ada pada ketimun adalah potassium, magnesium, kalium, zat besi dan fospor. Karena kandungan potasium, magnesium dan fosfor ini ketimun berguna sebagai obat alami hipertensi. Terkadang ketimun terasa pahit. Rasa pahit tersebut berasal dari saponin, yaitu senyawa fitokimia yang terdapat dalam lendir mentimun. Meskipun pahit, saponin bermanfaat sebagai anti kanker, menurunkan kolestrol, dan meningkatkan daya tahan tubuh (Anonim, 2011).

E. Nilai komersial
Mentimun merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan diberbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk membantu melembabkan wajah. Buah ketimun dapat diolah menjadi bedak dingin atau sabun mandi (Anonim, 2011).

2.4 Carica papaya
A. Morfologi
Memiliki jenis buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji lepas dalam lapisan dalam tersebut. Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing. Warna buah ketika muda hijau gelap dan setelah masak hijau muda hingga kuning. Bentuk buah membulat bila berasal dari tanaman betina dan memanjang (oval) bila dihasilkan tanaman banci. Daging buah berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga merah, tergantung varietasnya. Bagian tengah buah berongga. Biji-biji berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam lapisan berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan (Anonim, 2011).

B. Klasifikasi
Menurut Anonim (2011), susunan klasifikasi dari Carica papaya yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Violales
Family : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya

C. Ekologi
Pepaya ditanam terutama di daerah dingin hingga subtropik panas. Pepaya dapat tumbuh di daerah kering pada ketinggian sampai 1.500 m dari permukaan laut. Temperatur optimum untuk pertumbuhan pepaya adalah 23 - 27°C. Pepaya toleran terhadap rentang curah hujan tahunan yang luas dari 200 - 550 mm per tahun dengan kelembapan 60 – 75 %. Udara yang kering setelah terbentuknya biji sangat penting untuk membuat masak biji tumbuhan pepaya. Tanah yang cocok untuk pepaya yaitu dari tanah berpasir hingga tanah liar dengan drainase yang baik dan tidak asam atau asin, paling cocok pH berkisar dari 5,7 – 8,1 (Anonim, 2011).

D. Nilai medis
Tanaman papaya mempunyai kandungan kimia yang berbeda-beda pada daun, biji maupun getahnya. Daun pepaya mengandung enzim papain, alkaloid karpaino, glikosid, karposid, saponin, sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Buah pepaya mengandung beta karotena, pectin, d-galaktosa, I-arabinosa, papain, papayotimin papain, dan fitokinase. Biji pepaya mengandung glucoside cacirin dan karpain. Getah pepaya mengandung papain, kemokapain, lisosim, lipase, glutamin, dan siklotransferase. Daun pepaya berguna untuk obat panas dan obat malaria. Buah pepaya berguna untuk obat mata yang memiliki khasiat mensuplai vitamin A. Akar pepaya berguna untuk obat perut yang memiliki khasiat menguatkan lambung. Buah pepaya berguna untuk obat perut yang memiliki khasiat memacu enzim pencernaan. Biji pepaya berguna untuk obat cacing (Anonim, 2011).

E. Nilai komersial
Buah pepaya dimakan dagingnya, baik ketika muda maupun masak. Daging buah muda dimasak sebagai sayuran. Daging buah masak dimakan segar atau sebagai campuran koktail buah. Pepaya dimanfaatkan pula daunnya sebagai sayuran dan pelunak daging. Daun pepaya muda dimakan sebagai lalap (setelah dilayukan dengan air panas) atau dijadikan pembungkus buntil. Oleh orang Manado, bunga pepaya yang diurap menjadi sayuran yang biasa dimakan (Anonim, 2011).

2.5 Leucaena glauca
A. Morfologi
Lamtoro memiliki jenis buah polong (legumen) dengan bentuk pita lurus, pipih dan tipis, terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji dengan sekat-sekat di antara biji yang berwarna hijau dan akhirnya coklat kering jika bijinya masak lalu memecah sendiri. Berisi 15 - 30 biji yang terletak melintang dalam polongan, bundar telur terbalik, coklat tua mengkilap (Anonim, 2011).

B. Klasifikasi
Menurut Anonim (2011), susunan klasifikasi dari Leucaena glauca yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Leucaena
Spesies : Leucaena glauca

C. Ekologi
Lamtoro menyukai iklim tropis yang hangat (suhu harian 25 - 30°C) dan dapat tumbuh mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 1000 m dpl. Lamtoro umumnya membutuhkan curah hujan tahunan sebesar 650 - 1500 mm3/tahun, namun dapat tumbuh pada tempat-tempat dengan kondisi lingkungan yang kering atau basah, tergantung tingkat kompetisii vegetasinya. Lamtoro tumbuh baik pada tanah yang memiliki pH > 5, dan memiliki toleransi yang rendah pada tanah yang bebas aluminium Tumbuhan ini tumbuh prima pada tanah coralline, pada tipe tanah calcareous lain, pada tanah bergaram (saline soils) dan tanah basa hingga mencapai pH 8. Lamtoro tidak dapat tumbuh pada tanah asam yang memiliki pH tanah < 4.5 atau pada kondisi tergenang. D. Nilai medis Biji lamtoro mengandung fosfor 59 gr, hidrat arang 26,2 gr, protein 10,6 gr, zat Besi 2,2 gr, lemak 0,5 gr, kalsium 155 mg, vitamin C 20 mg, vitamin B1 0,23 mg dan vitamin A. Buah lamtoro dapat menyembuhkan beberapa penyakit, seperti diabetes, susah tidur, radang ginjal, disentri, meningkatkan gairah seksualitas, cacingan, herpes zoster, luka terpukul, bisul, eksim, patah tulang, tertusuk kayu atau bambu, dan pembengkakan. Akar tanaman lamtoro ini pun dapat dimanfaatkan sebagai peluruh haid. E. Nilai komersial Lamtoro merupakan pohon dengan banyak kegunaan. Di Asia Tenggara, pohon ini dapat berfungsi sebagai kayu bakar, makanan ternak, peneduh dan pupuk hijau. Di kawasan tropis di datara-dataran rendah, lamtoro ditanam sebagai tanaman pengikat nitrogen. Selain itu, penanaman tanaman ini juga membantu tanah dari bahaya erosi. BAB III METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut : - Hari/Tanggal : Sabtu, 30 April 2011 - Pukul : 13.00 Wita – 17.30 Wita - Tempat : Laboratorium Biodeversity Jurusan Biologi FMIPA UNTAD B. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut : 1. Buku gambar 2. Alat tulis menulis 3. Buah Citrus maxima (biji) 4. Buah Durio zibethinus (biji) 5. Buah Cucumis sativus 6. Buah Phyrus malus (biji) 7. Buah Lansium domesticum 8. Buah Nephelium lappaceum (biji) 9. Buah Musa paradisiaca 10. Buah Ananas comosus (biji) 11. Buah Vitis finifera 12. Buah Arthocarpus heterophylla (biji) 13. Buah Citrullus vulgaris (biji) 14. Buah Cocos nucifera 15. Buah Magifera indica (biji) 16. Buah Averrhoa carambola 17. Buah Oryza sativa 18. Buah Moringa oleifera 19. Buah Salacca edulis (biji) 20. Buah Carica papaya (biji) 21. Buah Anarcadium occidentale (biji) 22. Buah Leucena glauca (biji) C. Prosedur kerja Prosedur kerja dalam pelaksanaan praktikum morfologi tumbuhan adalah sebagai berikut : 1. Menulis nama spesies dan family tumbuhan tersebut 2. Mengambarkan dan memberi keterangan bagian-bagiannya :  Kulit buah  Daging buah  Sisik buah  Kulit biji  Biji 3. Menyebutkan macam-macam buah : a. Buah semu dan tertutup  Tunggal  Berganda  Majemuk b. Buah sejati tunggal  Kering denga satu biji - Padi (Caryopsis) - Kurung (Achenium) - Keras (Nux) - Keras bersayap (Samara)  Kering dengan biji lebih dari satu - Bumbung (Folliculus) - Polongan (Legumen) - Lobak (Siliqua) - Kotak sejati (Capsula)  Buah berdaging - Buni (Bacca) - Mentimun (Pepo) - Jeruk (Hesperidium) - Batu (Drupa) - Apel (Pomum) 4. Menggambar penampang melintang biji dan menyebutkan bagian-bagiannya :  Kulit biji  Sayap (Ala)  Selaput biji (Arillus)  Tali pusar (Funiculus)  Lembaga (Embrio)  Endosperm BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan 1. Citrus maxima Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium dan tinjauan dari literatur, diperoleh data bahwa buah Citrus maxima merupakan buah sejati (fructus nudus) karena buah ini selau terbentuk dari bakal buah dan juga bagian lain dari bunga yang masih tertinggal dan ikut tumbuh namun tidak merupakan bagian buah yang berarti. Buah jeruk termasuk dalam kelompok buah sejati tunggal sebab buah ini terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah dan berisikan satu biji. Buah jeruk digolongkan ke dalam golongan buah sejati tunggal berdaging (carnosus) karena ditinjau dari daging buahnya yang menebal dan berdaging. Jeruk memiliki tipe buah jeruk (hesperidium), semacam buah buni, membulat atau seperti tabung, memiliki lapisan luar yang liat dan berisi kelenjar minyak yang disebut lapisan flavedo, lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan yang bersifat seperti spons disebut albedo, serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung berisi cairan dengan biji yang tersebar di dalamnya. Biji buah ini terdiri dari beberapa bagian seperti kulit biji merupakan bagian yang berasal dari perkembangan integumentum pada bakal biji, terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar (testa) bersifat kaku yang merupakan pelindung utama biji dan lapisan dalam (tegmen) bersifat tipis seperti selaput, tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni dan jika biji masak biasanya biji akan terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji) sehingga pada biji hanya tampak bekas tali pusar atau pusar biji. Embrio atau lembaga merupakan calon individu baru dan endosperm merupakan bagian dari putih lembaga (albumen) yaitu jaringan penimbun makanan, terdiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang kemudian setelah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah menjadi jaringan penimbunan makanan ini. Endospermis berfungsi menyediakan suplai makanan bagi embrio dalam biji. 2. Averrhoa carambola Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium dan tinjauan dari literatur, diperoleh data bahwa buah Averrhoa carambola berbentuk bintang dan merupakan buah sejati (fructus nudus) karena buah ini selau terbentuk dari bakal buah dan juga bagian lain dari bunga yang masih tertinggal dan ikut tumbuh namun tidak merupakan bagian buah yang berarti. Buah belimbing termasuk dalam kelompok buah sejati tunggal sebab buah ini terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah dan berisikan satu biji. Buah belimbing digolongkan ke dalam golongan buah sejati tunggal berdaging (carnosus) karena ditinjau dari daging buahnya yang menebal dan berdaging. Buah ini termasuk buah buni (bacca) karena mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji lepas dalam lapisan dalam tersebut. Buah belimbing terdiri dari beberapa bagian yaitu kulit buah, daging buah, dan biji. Biji buah ini terdiri dari beberapa bagian seperti kulit biji merupakan bagian yang berasal dari perkembangan integumentum pada bakal biji, terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar (testa) bersifat kaku yang merupakan pelindung utama biji dan lapisan dalam (tegmen) bersifat tipis seperti selaput, tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni dan jika biji masak biasanya biji akan terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji) sehingga pada biji hanya tampak bekas tali pusar atau pusar biji. Embrio atau lembaga merupakan calon individu baru dan endosperm merupakan bagian dari putih lembaga (albumen) yaitu jaringan penimbun makanan, terdiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang kemudian setelah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah menjadi jaringan penimbunan makanan ini. Endospermis berfungsi menyediakan suplai makanan bagi embrio dalam biji. 3. Cucumis sativus Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium dan tinjauan dari literatur, diperoleh data bahwa buah Cucumis sativus merupakan buah sejati (fructus nudus) karena buah ini selau terbentuk dari bakal buah dan juga bagian lain dari bunga yang masih tertinggal dan ikut tumbuh namun tidak merupakan bagian buah yang berarti. Buah mentimun termasuk dalam kelompok buah sejati tunggal sebab buah ini terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah dan berisikan satu biji. Buah mentimun digolongkan ke dalam golongan buah sejati tunggal berdaging (carnosus) karena ditinjau dari daging buahnya yang menebal dan berdaging. Mentimun memiliki bentuk buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang lebih tebal dan kuat, serta ruangan buah selain berisi biji-biji dalam jumlah yang besar masih mempunyai bagian yang kosong. Buah mentimun terdiri dari beberapa bagian yaitu kulit buah, daging buah, dan biji. Biji buah ini terdiri dari beberapa bagian seperti kulit biji merupakan bagian yang berasal dari perkembangan integumentum pada bakal biji, terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar (testa) bersifat kaku yang merupakan pelindung utama biji dan lapisan dalam (tegmen) bersifat tipis seperti selaput, tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni dan jika biji masak biasanya biji akan terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji) sehingga pada biji hanya tampak bekas tali pusar atau pusar biji. Embrio atau lembaga merupakan calon individu baru dan endosperm merupakan bagian dari putih lembaga (albumen) yaitu jaringan penimbun makanan, terdiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang kemudian setelah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah menjadi jaringan penimbunan makanan ini. Endospermis berfungsi menyediakan suplai makanan bagi embrio dalam biji. 4. Carica papaya Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium dan tinjauan dari literatur, diperoleh data bahwa buah Carica papaya merupakan buah sejati (fructus nudus) karena buah ini selau terbentuk dari bakal buah dan juga bagian lain dari bunga yang masih tertinggal dan ikut tumbuh namun tidak merupakan bagian buah yang berarti. Buah pepaya termasuk dalam kelompok buah sejati tunggal sebab buah ini terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah dan berisikan satu biji. Buah pepaya digolongkan ke dalam golongan buah sejati tunggal berdaging (carnosus) karena ditinjau dari daging buahnya yang menebal dan berdaging . Buah ini termasuk buah buni (bacca) karena mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji lepas dalam lapisan dalam tersebut. Buah pepaya terdiri dari beberapa bagian yaitu kulit buah, daging buah, dan biji. Biji buah ini terdiri dari beberapa bagian seperti kulit biji merupakan bagian yang berasal dari perkembangan integumentum pada bakal biji, terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar (testa) bersifat kaku yang merupakan pelindung utama biji dan lapisan dalam (tegmen) bersifat tipis seperti selaput, tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni dan jika biji masak biasanya biji akan terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji) sehingga pada biji hanya tampak bekas tali pusar atau pusar biji. Embrio atau lembaga merupakan calon individu baru dan endosperm merupakan bagian dari putih lembaga (albumen) yaitu jaringan penimbun makanan, terdiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang kemudian setelah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah menjadi jaringan penimbunan makanan ini. Endospermis berfungsi menyediakan suplai makanan bagi embrio dalam biji. 5. Leucaena glauca Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium dan tinjauan dari literatur, diperoleh data bahwa buah Leucaena glauca merupakan buah sejati (fructus nudus) karena buah ini selau terbentuk dari bakal buah dan juga bagian lain dari bunga yang masih tertinggal dan ikut tumbuh namun tidak merupakan bagian buah yang berarti. Buah lamtoro termasuk dalam kelompok buah sejati tunggal sebab buah ini terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah dan berisikan satu biji. Buah lamtoro digolongkan ke dalam golongan buah sejati tunggal berdaging (carnosus) karena ditinjau dari daging buahnya yang menebal dan berdaging . Lamtoro memiliki jenis buah polong (legumen) dengan bentuk pita lurus, pipih dan tipis, terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji dengan sekat-sekat di antara biji yang berwarna hijau. Buah lamtoro terdiri dari beberapa bagian yaitu kulit buah, daging buah, dan biji. Sedangkan biji buah lamtoro tidak dapat dibedakan dengan jelas bagian-bagiannya. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, maka kesimpulan yang kami peroleh adalah sebagai berikut: 1. Yang dikatakan sebagai buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian lain pada bunga itu, yang malahan menjadi bagian utama buah ini. Contohnya Jambu mede (Anacardium occidentale). 2. Yang dikatakan sebagai buah sungguh atau buah telanjang, yaitu buah yang selalu terjadi dari bakal buah dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal, bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti. Contohnya Jeruk (Citrus maxima). 3. Biji merupakan alat perkembangbiakan yang utama karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Pada biji umumnya dapat dibedakan menjadi bagian-bagian yaitu kulit biji (spermodermis), tali pusar (funiculus), selaput biji (arillus), lembaga (embrio) dan endosperm. B. Saran Praktikan berharap agar dalam praktikum selanjutnya dapat berlangsung dengan lebih tenang, sehingga praktikan dapat memanfaatkan waktu yang telah disediakan dengan seefisien mungkin. Serta praktikan berharap agar tidak hanya para praktikan yang mematuhi tata tertib pada saat di dalam laboratorium, namun para asisten juga sehingga praktikum dapat berjalan lebih tertib.

0 komentar:

Posting Komentar